Selasa, 12 Juni 2012

"Terjemahan Hadits Shahih Muslim - Kitab ZIKIR, DOA, TAUBAT DAN ISTIGFAR"





 Kitab Zikir, Doa, Taubat Dan Istigfar
1. Anjuran untuk ingat (berzikir) kepada Allah Taala


• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Allah Taala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jemaah manusia, maka Aku pun akan mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari. (Shahih Muslim No.4832)


2. Tentang nama-nama Allah Taala dan keutamaan orang yang menghafalnya

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Nabi saw. bersabda: Allah itu memiliki sembilan puluh sembilan nama yang bagus. Barang siapa yang mampu menghafalnya, maka dia akan masuk surga. Sesungguhnya Allah itu ganjil dan Dia menyukai yang ganjil. (Shahih Muslim No.4835)


3. Berteguh hati dalam berdoa dan tidak berdoa dengan ucapan: Jika Engkau berkenan

• Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Apabila seorang di antara kamu berdoa maka hendaklah dia berteguh hati dalam berdoa serta jangan pula dia berdoa dengan mengucapkan: Ya Allah! Jika Engkau sudi maka berilah aku. Sesungguhnya Allah tidak ada yang memaksanya. (Shahih Muslim No.4837)

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila seorang di antara kamu berdoa, maka janganlah dia berkata: Ya Allah! Ampunilah aku jika Engkau sudi. Tetapi bersungguh-sungguhlah dia dalam memohon dan mohonlah perkara-perkara yang besar dan mulia (surga atau pengampunan), karena Allah tidak ada sesuatu pun yang besar bagi-Nya dari apa yang telah dianugrahkan. (Shahih Muslim No.4838)


4. Larangan mengharapkan kematian karena musibah yang menimpa
• Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:


Rasulullah saw. bersabda: Janganlah seorang di antara kamu mengharapkan kematian karena musibah yang menimpanya dan apabila dia memang harus mengharapkan, sebaiknya dia berkata: Ya Allah! Hidupkanlah aku selama kehidupan itu yang terbaik bagiku, dan matikanlah aku jika kematian itu yang terbaik bagiku. (Shahih Muslim No.4840)

• Hadis riwayat Khabbab ra.:

Dari Qais bin Abu Hazim ia berkata: Saya datang menemui Khabbab yang sedang menderita tujuh luka bakar di perutnya, lalu dia berkata: Seandainya Rasulullah saw. tidak melarang kita untuk memohon kematian niscaya aku telah memohonnya. (Shahih Muslim No.4842)

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Janganlah seorang di antara kamu mengharapkan kematian dan jangan pula memohonnya sebelum kematian itu datang menjemputnya. Sesungguhnya apabila seorang di antara kamu meninggal dunia maka terputuslah amal perbuatannya dan sesungguhnya usia seorang mukmin itu akan menambah kebajikan (bagi dirinya). (Shahih Muslim No.4843)


5. Barang siapa yang suka bertemu Allah, maka Allah akan suka bertemu dengannya dan barang siapa yang tidak suka bertemu Allah, maka Allah tidak akan suka bertemu dengannya

• Hadis riwayat Ubadah bin Shamit ra.:

Bahwa Nabi saw. bersabda: Barang siapa menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah akan menyukai pertemuan dengannya, dan barang siapa yang tidak menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah tidak akan menyukai pertemuan dengannya. (Shahih Muslim No.4844)

• Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah akan menyukai pertemuan dengannya. Dan barang siapa yang tidak menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah tidak akan menyukai pertemuan dengannya. Aku bertanya: Wahai baginda, bagaimana dengan kebencian terhadap kematian karena semua kita membenci kematian? Beliau menjawab: Bukan begitu, tetapi seorang mukmin apabila diberi kabar gembira dengan rahmat Allah, keridaan dan surga-Nya, maka dia akan senang bertemu dengan Allah dan Allah akan senang bertemu dengannya. Dan sesungguhnya orang kafir apabila diberitahukan tentang siksaan serta kemurkaan Allah, maka dia akan membenci pertemuan dengan Allah sehingga Allah pun akan membenci pertemuan dengannya. (Shahih Muslim No.4845)

• Hadis riwayat Abu Musa ra.:

Nabi saw. bersabda: Barang siapa yang menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah menyukai pertemuan dengannya. Dan barang siapa yang tidak menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah tidak akan menyukai pertemuan dengannya. (Shahih Muslim No.4848)


6. Makruh berdoa agar segera diturunkan siksaan di dunia

• Hadis riwayat Anas ra.:

Bahwa Rasulullah saw. menjenguk seorang lelaki kaum muslimin yang telah lemah sekali sehingga (keadaannya) seperti anak burung. Rasulullah saw. bertanya kepada lelaki itu: Apakah kamu pernah berdoa memohon sesuatu? Lelaki itu menjawab: Ya, aku berdoa: Ya Allah! Apa yang hendak Engkau siksa aku di akhirat, maka laksanakanlah segera di dunia. Lalu Rasulullah saw. bersabda: Maha Suci Allah! Kamu tidak akan kuat atau tidak akan mampu menanggungnya. Kenapa kamu tidak berdoa dengan: Ya Allah! Berikan kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta jagalah kami dari siksa neraka. Ia (Anas) berkata: Kemudian Rasulullah saw. berdoa kepada Allah untuknya sehingga Allah pun menyembuhkannya. (Shahih Muslim No.4853)


7. Keutamaan majelis zikir

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Dari Nabi saw., beliau bersabda: Sesungguhnya Allah Yang Maha Memberkahi lagi Maha Tinggi memiliki banyak malaikat yang selalu mengadakan perjalanan yang jumlahnya melebihi malaikat pencatat amal, mereka senantiasa mencari majelis-majelis zikir. Apabila mereka mendapati satu majelis zikir, maka mereka akan ikut duduk bersama mereka dan mengelilingi dengan sayap-sayapnya hingga memenuhi jarak antara mereka dengan langit dunia. Apabila para peserta majelis telah berpencar mereka naik menuju ke langit. Beliau melanjutkan: Lalu Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menanyakan mereka padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka: Dari manakah kamu sekalian? Mereka menjawab: Kami datang dari tempat hamba-hamba-Mu di dunia yang sedang mensucikan, mengagungkan, membesarkan, memuji dan memohon kepada Engkau. Allah bertanya lagi: Apa yang mereka mohonkan kepada Aku? Para malaikat itu menjawab: Mereka memohon surga-Mu. Allah bertanya lagi: Apakah mereka sudah pernah melihat surga-Ku? Para malaikat itu menjawab: Belum wahai Tuhan kami. Allah berfirman: Apalagi jika mereka telah melihat surga-Ku? Para malaikat itu berkata lagi: Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu. Allah bertanya: Dari apakah mereka memohon perlindungan-Ku? Para malaikat menjawab: Dari neraka-Mu, wahai Tuhan kami. Allah bertanya: Apakah mereka sudah pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat menjawab: Belum. Allah berfirman: Apalagi seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat itu melanjutkan: Dan mereka juga memohon ampunan dari-Mu. Beliau bersabda kemudian Allah berfirman: Aku sudah mengampuni mereka dan sudah memberikan apa yang mereka minta dan Aku juga telah memberikan perlindungan kepada mereka dari apa yang mereka takutkan. Beliau melanjutkan lagi lalu para malaikat itu berkata: Wahai Tuhan kami! Di antara mereka terdapat si Fulan yaitu seorang yang penuh dosa yang kebetulan lewat lalu duduk ikut berzikir bersama mereka. Beliau berkata lalu Allah menjawab: Aku juga telah mengampuninya karena mereka adalah kaum yang tidak akan sengsara orang yang ikut duduk bersama mereka. (Shahih Muslim No.4854)


8. Keutamaan membaca tahlil, membaca tasbih dan berdoa

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang membaca: "Tidak ada Tuhan selain Allah semata, Yang tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nyalah segenap kerajaan dan milik-Nyalah segala pujian serta Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu", setiap hari sebanyak seratus kali, maka dia akan mendapat pahala yang sama besarnya dengan membebaskan sepuluh orang budak dan akan dicatat untuknya seratus kebajikan serta dihapus darinya seratus keburukan. Baginya hal itu adalah satu perlindungan dari setan mulai dari pagi hari sampai sore. Tidak ada seorang pun yang lebih utama dari orang yang melakukan hal itu kecuali orang yang lebih banyak dari itu. Barang siapa yang membaca: "Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya", sebanyak seratus kali setiap hari, maka akan terhapuslah semua dosanya sekalipun dosanya itu sebanyak buih di lautan. (Shahih Muslim No.4857)

• Hadis riwayat Abu Ayyub Al-Anshari ra.:

Dari Nabi saw., beliau bersabda: Barang siapa yang membaca: "Tidak ada Tuhan selain Allah semata, Yang tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nyalah segenap kerajaan dan milik-Nyalah segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu", sebanyak sepuluh kali, maka dia laksana orang yang telah memerdekakan empat orang budak dari putra Ismail. (Shahih Muslim No.4859)

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Dua kalimat yang ringan untuk diucapkan, tetapi berat dalam timbangan dan disukai oleh Allah Yang Maha Pengasih, yaitu: "Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya dan Maha Suci Allah Tuhan Yang Maha Agung". (Shahih Muslim No.4860)

9. Anjuran merendahkan suara ketika berzikir

• Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:

Ketika kami sedang bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan, mulailah orang-orang mengeraskan suara mereka dalam membaca takbir lalu bersabdalah beliau: Wahai manusia, rendahkanlah suara kamu sekalian! Karena kamu sekalian sesungguhnya tidak sedang memohon kepada yang tuli maupun yang gaib bahkan kamu sekalian sedang memohon kepada Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat Yang selalu bersama kamu sekalian. Aku pada saat itu berada di belakang beliau sambil mengucapkan: "Laa haula wa laa quwata illa billah", (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali berkat bantuan Allah). Rasulullah saw. berkata: Wahai Abdullah bin Qais! Maukah kamu aku tunjukkan kepada salah-satu kekayaan surga yang tersimpan? Aku menjawab: Tentu, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Yaitu ucapan: "Laa haula wa laa quwata illa billah". (Shahih Muslim No.4873)

• Hadis riwayat Abu Bakar ra.:

Bahwasanya ia pernah berkata kepada Rasulullah saw.: Ajarkanlah kepadaku suatu doa yang akan aku baca dalam salatku. Beliau bersabda: Bacalah! "Ya Allah, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, suatu penganiayaan yang cukup besar", menurut Qutaibah penganiayaan yang banyak, "Dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Engkau. Berikanlah kepadaku ampunan dari sisi-Mu dan kasihanilah aku, karena sesungguhnya Engkau adalah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih". (Shahih Muslim No.4876)

10. Mohon perlindungan dari kelemahan, kemalasan dan lainnya

• Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:

Rasulullah saw. biasa berdoa: Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, menyia-nyiakan usia dan dari sifat kikir. Aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur dan dari fitnah kehidupan serta kematian. (Shahih Muslim No.4878)


11. Mohon perlindungan dari takdir yang buruk dan kesengsaraan serta lainnya

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Bahwa Nabi saw. selalu memohon perlindungan dari takdir yang jelek, bencana kesengsaraan, kejahatan musuh serta dari cobaan yang sangat berat. (Shahih Muslim No.4880)


12. Doa ketika akan tidur dan berbaring di atas peraduan

• Hadis riwayat Barra' bin Azib ra.:

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila kamu hendak berbaring ke tempat peraduanmu, maka berwudulah seperti wudu untuk salat, kemudian berbaringlah di atas sisi kananmu lalu bacalah doa: (Ya Allah! Sesungguhnya aku menyerahkan diriku kepada-Mu, dan aku serahkan segala urusanku kepada-Mu, dan aku baringkan tubuhku ke hadapan-Mu karena mengharapkan pahala-Mu dan takut akan siksa-Mu, tidak ada tempat berlindung dan tidak ada pula yang dapat menyelamatkan diri kecuali kembali kepada-Mu, aku beriman dengan kitab-Mu yang Engkau turunkan dan dengan nabi-Mu yang Engkau utus). Jadikanlah semua itu sebagai ucapanmu yang terakhir karena apabila kamu mati pada malam itu, maka kamu telah mati dalam keadaan fitrah. (Barra') berkata: Aku mengulang-ulangi kalimat-kalimat tersebut untuk mengingatnya. Aku ucapkan: Aku beriman kepada rasul-Mu yang Engkau utus. Rasulullah saw. bersabda: Ucapkanlah! Aku beriman dengan nabi-Mu yang telah Engkau utus. (Shahih Muslim No.4884)

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila seorang dari kamu sekalian ingin berbaring ke tempat tidurnya, maka hendaklah ia memegang ujung kainnya lalu kirapkanlah tempat tidurnya (menghilangkan debu) serta bacalah bismillah, sebab dia tidak mengetahui apa yang tinggalkan setelahnya di atas tempat tidurnya itu. Kemudian jika ia hendak berbaring, maka berbaringlah di atas sisi kanannya dan bacalah doa: "Maha Suci Engkau, ya Allah Tuhanku, karena Engkaulah aku membaringkan tubuhku dan karena Engkau pulalah aku mengangkatnya. Apabila Engkau mencabut jiwaku, maka ampunilah ia dan apabila Engkau melepaskannya (menghidupkan) maka jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hamba-Mu yang saleh". (Shahih Muslim No.4889)


13. Mohon perlindungan dari kejahatan yang dilakukan dan yang belum dilakukan

• Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:

Bahwa Rasulullah saw. pernah berdoa dengan membaca: "Ya Allah, kepada-Mulah aku berserah diri dan kepada-Mulah aku beriman, terhadap-Mu aku bertawakkal dan kepada-Mu aku kembali serta dengan (pertolongan) Engkau aku berperang. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan kemuliaan-Mu, tidak ada Tuhan selain Engkau, agar Engkau tidak menyesatkan aku, Engkaulah Yang Maha Hidup dan tidak akan mati sedang jin dan manusia semuanya akan mati". (Shahih Muslim No.4894)

• Hadis riwayat Abu Musa Al-Asy`ari ra.:

Bahwa Nabi saw. selalu berdoa dengan membaca: "Ya Allah, ampunilah kesalahan dan kebodohanku, dan juga sikap berlebihanku dalam segala urusanku dan segala yang Engkau lebih mengetahui daripadaku. Ya Allah! Ampunilah kesungguhanku dan kelakarku, dan ketidaksengajaanku dan kesengajaanku serta semua yang ada di sisiku. Ya Allah, ampunilah dosa yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan, yang aku lakukan secara sembunyi maupun yang aku lakukan secara terang-terangan serta segala yang Engkau lebih mengetahui daripadaku. Engkaulah Yang Maha Mendahului dan Yang Maha Mengakhiri dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (Shahih Muslim No.4896)

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Bahwa Rasulullah saw. berdoa: "Tidak ada Tuhan selain Allah semata, Tuhan Yang memenangkan tentara-Nya, Tuhan Yang menolong hamba-Nya, Tuhan Yang mengalahkan golongan-golongan kafir, maka tidak ada sesuatu pun (yang abadi) selain-Nya". (Shahih Muslim No.4903)


14. Bertasbih pada permulaan siang dan ketika hendak tidur

• Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra.:

Bahwa Fatimah mengeluhkan tangannya (yang terluka) akibat alat penumbuk biji-bijian. Dan Nabi saw. mendapatkan seorang tawanan (untuk dijadikan pelayan), maka berangkatlah Fatimah menemui Nabi saw. namun ia tidak menjumpai beliau tetapi ia bertemu dengan Aisyah, lalu diceritakanlah maksud kedatangannya kepada Aisyah. Ketika Nabi saw. datang, Aisyah menceritakan kepada beliau tentang kedatangan Fatimah. Nabi saw. segera menemui kami pada saat kami telah berbaring di tempat tidur, kemudian kami pun beranjak bangun ingin menghampiri beliau tetapi Nabi saw. berkata: Tetaplah di tempat kalian! Lalu beliau duduk di antara kami berdua sehingga aku dapat merasakan di dadaku dinginnya telapak kaki beliau. Kemudian beliau bersabda: Maukah kamu berdua aku ajarkan sesuatu yang lebih baik daripada apa yang kamu berdua minta yaitu ketika kalian hendak berbaring ke tempat tidur, bacalah takbir sebanyak tiga puluh empat kali, tasbih sebanyak tiga puluh tiga kali serta tahmid sebanyak tiga puluh tiga kali karena hal itu lebih baik bagi kamu berdua daripada seorang pelayan. (Shahih Muslim No.4906)


15. Anjuran berdoa ketika mendengar suara ayam jantan
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:


Bahwa Nabi saw. bersabda: Jika kamu sekalian mendengar suara kokok ayam jantan, maka mohonlah karunia Allah karena sesungguhnya binatang tersebut telah melihat malaikat dan jika kamu sekalian mendengar suara ringkikan keledai, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari godaan setan, karena binatang tersebut telah melihat setan. (Shahih Muslim No.4908)


16. Doa ketika tertimpa kesusahan

• Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:

Bahwa Nabi saw. ketika tertimpa Kesusahan, beliau berdoa: "Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Agung lagi Maha Penyantun, tidak ada Tuhan selain Allah Tuhan Yang Memiliki Arsy nan Agung, tidak ada Tuhan selain Allah Tuhan segenap langit, Tuhan bumi serta Tuhan Arsy nan Mulia". (Shahih Muslim No.4909)


17. Menerangkan seorang yang berdoa akan dikabulkan selama dia tidak cepat berkata: Aku telah berdoa tetapi tidak dikabulkan

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Akan dikabulkan doa seseorang di antara kamu sekalian selama dia tidak terburu-buru berkata: Aku sudah berdoa, tetapi aku tidak atau belum dikabulkan. (Shahih Muslim No.4916)


18. Tentang mayoritas ahli surga adalah dari orang-orang miskin dan mayoritas ahli neraka dari kaum wanita serta mengenai fitnah kaum wanita

• Hadis riwayat Usamah bin Zaid ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Aku berdiri di depan pintu surga, tiba-tiba aku melihat mayoritas yang memasukinya adalah orang-orang miskin dan aku juga melihat para penguasa (di dunia) dalam keadaan tertahan, kecuali penghuni neraka yang telah diperintahkan kepada mereka untuk memasuki neraka. Dan aku juga berdiri di depan pintu neraka, ternyata mayoritas yang memasukinya adalah dari kaum wanita. (Shahih Muslim No.4919)

• Hadis riwayat Imran bin Hushain ra.:

Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya yang paling sedikit menempati surga adalah kaum wanita. (Shahih Muslim No.4921)

• Hadis riwayat Usamah bin Zaid ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun setelahku yang lebih membahayakan kaum lelaki daripada kaum wanita. (Shahih Muslim No.4923)


Senin, 04 Juni 2012

"Hadis Tentang Rukun Islam"



"Islam itu dibangun atas lima (perkara) yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan, kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, menunaikan haji ke Baitullah dan puasa Ramadhan."(H.R. BUKHARI)


dodoedoo.blogspot.com

"Hadis Tentang Solat Malam"


Artinya: Kerjakanlah solat malam, sebab solat malam adalah kebiasaan orang-orang soleh sebelumnya. Mendekatkan diri kepada Tuhanmu, dapat ampunan dari kejahatan, dapat mencegah dosa, serta dapat menghindarkan diri dari penyakit. (H.R TURMUDZI)


dodoedoo.blogspot.com

Kamis, 31 Mei 2012

"Hadis Salat Idul Fitri dan Salai Idul Adha"

Ibnu Abbas ra. berkata,"Bahwasanya Rasulullah saw. keluar dengan istri-istrinya dan anak-anak perempuannya pada waktu dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha)."
(HR. Ibnu Majah dan Baihaqi)


dodoedoo.blogspot.com

"Hadis Salat Rawatib"

Dari Ibnu Umar, sabda Nabi Saw:" Allah memberi rahmat kepada manusia yang salat empat rakaat sebelum asar".


dodoedoo.blogspot.com

"Hadis Salat Sunah Rawatib"


Dari Abdullah bin Umar, katanya:"Saya ingat Rasulullah Saw. dua rakaat sebelum zuhur, dua rakaat sesudah mahrib, dua rakaat sesudah isya, dan dua rakaat sebelum subuh."(HR.Bukhari Muslim)

dodoedoo.blogspot.com

"Hadis Solat Jamak"


Rasulullah Saw. Bersabda.:

"Rasulullah Saw. apabila (berangkat dalam perjalanan) sebelum tergelincir matahari maka beliau mengakhirkan zuhur ke waktu asar. Kemudian beliau turun (berhenti) untuk menjamak(zuhur dan asar). Apabila telah tergelincir matahari sebelum beliau berangkat, beliau solat zuhur dahulu kemudian beliau naik kendaraan."(HR. Bukhari dan Muslim)


dodoedoo.blogspot.com

"Hadis Suuzan"

Rasulullah Saw. Bersabda.:

"Hati-hatilah kamu terhadap prasangka karena sesungguhnya prasangkai itu mendustakan perkataan."(HR.MUSLIM)


dodoedoo.blogspot.com

"Hadis Sifat Hasad Dan Suuzan"


Rasulullah Saw. Bersabda.:


"Telah masuk ke dalam tubuhmu penyakit-penyakit umat dahulu, (yaitu) benci dan dengki. Itulah yang membinasakan agama, bukan dengki mencukur rambut".(HR.Abu Daud dan Tirmidzi).


dodoedoo.blogspot.com

"Sejarah Hadis"


Sejarah Hadis pada Masa Sahabat
dan Tabi’in

Masa Sahabat
I. Pengantar
Sahabat adalah mereka yang bertemu dengan
Rasulullah saw dalam keadaan mu’min dan
meninggal dalam keadaan mu’min.
Selain memperhatikan al-Qur’an, pada masa
ini Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali secara
sungguh-sungguh memperhatikan
perkembangan periwayatan hadis.
Hal ini berdasarkan perintah Nabi untuk
menyampaikan hadis kepada sahabat lain
yang tidak bisa hadir saat hadis disampaikan.
ﺐﺋﺎﻐﻟﺍ ﺪﻫﺎﺸﻟﺍ ﻎﻠﺒﻴﻟ ﻻﺃ
(ﻪﺟﺎﻣ ﻦﺑﺍ ﻪﺟﺮﺧﺃ)
“Ingatlah, hendaklah yang hadir
menyampaikan kepada yang tidak hadir.” (HR.
Ibn Majah).
II. Hadis pada Masa Khulafa al-Rasyidin
Periwayatan hadis pada masa Abu Bakar dan
Umar bin Khattab masih terbatas disampaikan
kepada yang memerlukan saja, belum bersifat
pengajaran resmi. Demikian juga penulisan
hadis.
Periwayatan hadis begitu sedikit dan lamban.
Hal ini disebabkan kecenderungan mereka
untuk membatasi atau menyedikitkan riwayat
(Taqlil al-Riwâyah), di samping sikap hati-hati
dan teliti para sahabat dalam menerima hadis.
Ali bahkan hanya mau menerima hadis
perorangan jika orang tersebut bersedia
disumpah. Pada masa ini muncul
sektarianisme yang bertendensi politis
menimbulkan perbedaan pendapat dan
pertentangan, bukan saja dalam bidang politik
dan pemerintahan, tapi juga dalam ketentuan-
ketentuan keagamaan. Dari suasana itu
muncul pemalsuan hadis.
III. Metode Sahabat dalam Menjaga Sunnah Nabi
SAW.
1. Kehati-hatian dalam meriwayatkan hadis.
Seperti :
Metode Abu Bakar dan Umar dalam
menyelesaikan ketentuan hukum adalah
mengembalikan permasalahan pada Al-Qur’an.
Jika tidak menemukannya, maka ia bertanya
pada sahabat lain : ‘Apakah ada yang
mengetahui bahwa Rasul pernah memutuskan
perkara seperti itu?
Pada masa Khulafa al-Rasyidin, cenderung
membatasi atau menyedikitkan riwayat
(Taqlil al-Riwâyah).
Seusai meriwayatkan hadis, mereka akan
mengatakanﻝﺎﻗ ﺎﻤﻛ , ﺍﺬﻫ ﻮﺤﻧ atau kata
yang sejenisnya.
2. Kecermatan (selektif) sahabat dalam
menerima riwayat.
Jaminan akan kesahihan riwayat dan kapasitas
pembawanya.
Mencari hadis dari perawi lain.
Meminta kesaksian selain periwayat.
IV. Cara Meriwayatkan Hadis
Periwayatan Lafzi – redaksinya – matannya
persis seperti yang diwurudkan Rasul. Sahabat
yang paling terkenal meriwayatkan dengan
lafzi adalah Abdullah bin Umar.
Periwayatan Maknawi, periwayatan hadis
yang matannya tidak persis sama dengan yang
dari Rasul akan tetapi isi/mak
I. Pengantar
Sahabat adalah mereka yang bertemu dengan
Rasulullah saw dalam keadaan mu’min dan
meninggal dalam keadaan mu’min.
Selain memperhatikan al-Qur’an, pada masa
ini Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali secara
sungguh-sungguh memperhatikan
perkembangan periwayatan hadis.
Hal ini berdasarkan perintah Nabi untuk
menyampaikan hadis kepada sahabat lain
yang tidak bisa hadir saat hadis disampaikan.
ﺐﺋﺎﻐﻟﺍ ﺪﻫﺎﺸﻟﺍ ﻎﻠﺒﻴﻟ ﻻﺃ
(ﻪﺟﺎﻣ ﻦﺑﺍ ﻪﺟﺮﺧﺃ)
“Ingatlah, hendaklah yang hadir
menyampaikan kepada yang tidak hadir.” (HR.
Ibn Majah).
II. Hadis pada Masa Khulafa al-Rasyidin
Periwayatan hadis pada masa Abu Bakar dan
Umar bin Khattab masih terbatas disampaikan
kepada yang memerlukan saja, belum bersifat
pengajaran resmi. Demikian juga penulisan
hadis.
Periwayatan hadis begitu sedikit dan lamban.
Hal ini disebabkan kecenderungan mereka
untuk membatasi atau menyedikitkan riwayat
(Taqlil al-Riwâyah), di samping sikap hati-hati
dan teliti para sahabat dalam menerima hadis.
Ali bahkan hanya mau menerima hadis
perorangan jika orang tersebut bersedia
disumpah. Pada masa ini muncul
sektarianisme yang bertendensi politis
menimbulkan perbedaan pendapat dan
pertentangan, bukan saja dalam bidang politik
dan pemerintahan, tapi juga dalam ketentuan-
ketentuan keagamaan. Dari suasana itu
muncul pemalsuan hadis.
III. Metode Sahabat dalam Menjaga Sunnah Nabi
SAW.
1. Kehati-hatian dalam meriwayatkan hadis.
Seperti :
Metode Abu Bakar dan Umar dalam
menyelesaikan ketentuan hukum adalah
mengembalikan permasalahan pada Al-Qur’an.
Jika tidak menemukannya, maka ia bertanya
pada sahabat lain : ‘Apakah ada yang
mengetahui bahwa Rasul pernah memutuskan
perkara seperti itu?
Pada masa Khulafa al-Rasyidin, cenderung
membatasi atau menyedikitkan riwayat
(Taqlil al-Riwâyah).
Seusai meriwayatkan hadis, mereka akan
mengatakanﻝﺎﻗ ﺎﻤﻛ , ﺍﺬﻫ ﻮﺤﻧ atau kata
yang sejenisnya.
2. Kecermatan (selektif) sahabat dalam
menerima riwayat.
Jaminan akan kesahihan riwayat dan kapasitas
pembawanya.
Mencari hadis dari perawi lain.
Meminta kesaksian selain periwayat.
IV. Cara Meriwayatkan Hadis
Periwayatan Lafzi – redaksinya – matannya
persis seperti yang diwurudkan Rasul. Sahabat
yang paling terkenal meriwayatkan dengan
lafzi adalah Abdullah bin Umar.
Periwayatan Maknawi, periwayatan hadis
yang matannya tidak persis sama dengan yang
dari Rasul akan tetapi isi/makna akan tetap
terjaga secara utuh, sesuai dengan yang
dimaksudkan oleh Rasul tanpa ada perubahan
sedikitpun.
Masa Tabi’in
I. Hadis pada Masa Tabi’in
Tabi’in adalah mereka yang bertemu dengan
sahabat nabi dalam keadaan beriman dan
meninggal dalam keadaan beriman.
Wilayah kekuasaan Islam sudah meluas.
Syam, Irak, Mesir, Samarkand, bahkan
Spanyol. Hingga beberapa sahabat hijrah ke
wilayah tersebut demi mengemban tugas.
Pada masa ini hingga akhir abad pertama,
banyak di antara tabi’in yang menentang
penulisan hadis. Di antaranya: Ubaidah bin
Amr al-Salmani al-Muradi (72 H), Ibrahim bin
Yazid al-Taimi (92 H), Jabir bin Zaid (93 H) dan
Ibrahim bin Yazid al-Nakha’i (96 H). Larangan
penulisan tersebut karena :
Khawatir pendapatnya ditulis bersisian dengan
hadis sehingga tercampur.
Larangan tersebut hanya pribadi, sementara murid-
muridnya dibiarkan mencatat.
II. Metode Tabiin dalam Menjaga Sunnah Nabi
Saw.
1. Menempuh metode yang sudah dilakukan
para sahabat.
2. Menerima riwayat dari orang yang
kapasitasnya tsiqah dan dhabit.
3. Meminta sumpah dari periwayatnya saat
mencari dukungan dari perawi lain.
4. Melakukan rihlah untuk mengecek hadis dari
pembawa aslinya.
III. Kodifikasi Hadis Secara Resmi
Kodifikasi hadis secara resmi dipelopori
Khalifah Umar bin Abdul Aziz (khalifah
kedelapan pada masa Bani Umayyah yang
memerintah tahun 99-101 H.). Dia
menginstruksikan kepada para Gubernur di
semua wilayah Islam untuk menghimpun dan
menulis hadis-hadis Nabi. Selain itu khalifah
juga memerintah Ibn Hazm dan Ibn Syihab al-
Zuhri (50-124 H) untuk menghimpun hadis
Nabi SAW.
Semboyan al-Zuhri yang terkenal al isnaadu
minad diin, lau lal isnadu la qaala man syaa-a
maa syaa-a (artinya : Sanad itu bagian dari
agama, sekiranya tidak ada sanad maka
berkatalah siapa saja tentang apa saja).
IV. Motif Umar bin Abdul Aziz
1. Kekhawatiran akan hilang Hadis dari
perbendaharaan masyarakat, sebab belum
dibukukan.
2. Untuk membersihkan dan memelihara Hadis
dari Hadis-hadis maudhu’ (palsu) yang dibuat
orang-orang untuk mempertahankan ideologi
golongan dan mazhab.
3. Tidak adanya kekhawatiran lagi akan
tercampurnya Al-Qur’an dan hadis, keduanya
sudah bisa dibedakan. Al-Qur’an telah
dikumpulkan dalam satu mushaf dan telah
merata diseluruh umat Islam.
4. Ada kekhawatiran akan hilangnya hadis
karena banyak ulama Hadis yang gugur dalam
medan perang.
V. Kodifikasi Hadis Pada abad kedua
Kitab hadis yang ada, masih bercampur aduk
antara hadis-hadis Rasulullah dengan fatwa-
fatwa sahabat dan tabi’in, belum dipisahkan
antara hadis-hadis yang marfu’, mauquf dan
maqthu, dan antara hadis yang shahih, hasan
dan dla’if.
Kitab Hadis yang masyhur :
1. Al-Muwaththa – Imam Malik pada 144 H -
atas anjuran khalifah al-Mansur. Jumlah hadis
yang terkandung dalam kitab ini kurang
lebih1.720 hadis.
2. Musnad al-Syafi’i – mencantumkan seluruh
hadis dala kitab “al-Umm”.
3. Mukhtalif al-Hadits – karya Imam Syafi’i -
menjelaskan cara-cara menerima hadits
sebagai hujjah, menjelaskan cara-cara
mengkompromikan hadits-hadits yang
kontradiksi satu sama lain.
VI. Kodifikasi Hadis Pada abad ketiga
Pada abad ke-3, yang berperan adalah
generasi setelah tabi’in.
Telah diusahakan untuk memisahkan hadis
yang shahih dari Al-Hadits yang tidak shahih
sehingga tersusun 3 macam kitab hadis, yaitu :
1. Kitab Shahih – (Shahih Bukhari, Shahih
Muslim)
2. Kitab Sunan – (Ibnu Majah, Abu Dawud, Al-
Tirmizi, Al-Nasai,
3. Al-Darimi) – berisi hadis shahih dan hadis
dha’if yang tidak munkar.
4. Kitab Musnad – (Abu Ya’la, Al Humaidi, Ali
Madaini, Al Bazar, Baqi bin Mukhlad, Ibnu
Rahawaih) – berisi berbagai macam hadis
tanpa penelitian dan penyaringan dan hanya
digunakan para ahli hadis untuk bahan
perbandingan.
Produk PKH
CD Potret Pribadi dan Kehidupan
Rasullulah SAW
DVD ini memberikan
jawaban buat semua,
terlebih ummat Islam.
Dalam aplikasi ini, sosok
nabi Muhammad SAW
digambarkan sedemikian
gamblang dan jelas dari
berbagai sisi.
Selengkapnya
Konsultasi Sebelumnya
Pengajaran dan Pembelajaran Hadis
Hadis “Surga di telapak kaki ibu”
Arsip
Copyright @Pusat Kajian Hadis
Posted from WordPress for Android


dodoedoo.blogspot.com
dodoedoo.wordpress.com

"Hadis Berpuasa"

Sabda Rasulullah Saw.:

"Dari Ibnu Umar ia berkata, saya telah mendengar Nabi Muhammad saw. bersabda: Apabila malam datang, siang lenyap, dan matahari telah terbenam, maka sesungguhnya telah datang waktu berbuka bagi orang-orang yang berpuasa."(H.R. BUKHARI dan MUSLIM)


dodoedoo.blogspot.com

Selasa, 29 Mei 2012

"Hadis Larangan Berbicara pada waktu sholat jum'at"




Rasulullah Bersabda:"Apabila engkau berkata-kata kepada temanmu sewaktu khatib(iman) berkhutbah, maka ia telah lalai.Telah sia-sialah Jum'atannya"


dodoedoo.blogspot.com